Example floating
Example floating
Tangerang Kota

Terendam Banjir Setinggi 2 Meter, Ratusan Warg Blokade Jalan Tol Bitung Tangerang

188
×

Terendam Banjir Setinggi 2 Meter, Ratusan Warg Blokade Jalan Tol Bitung Tangerang

Sebarkan artikel ini
Ratusan warga Desa Kadu, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang melakukan aksi demo dengan menutup akses jalan Tol Bitung, pada Selasa, (16/11/2022) Sore. Mereka, menuntut pihak Jasa Marga bertanggung jawab, lantaran wilayahnya terendam banjir setinggi 2 meter akibat pembangunan ruas jalan tol bitung.
Warga Desa Kadu Blokade Jalan Tol Bitung Tangerang

Sibertangerang.id, Tangerang Kota – Ratusan warga Desa Kadu, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang melakukan aksi demo dengan menutup akses jalan Tol Bitung, pada Selasa, (16/11/2022) Sore. Mereka, menuntut pihak Jasa Marga bertanggung jawab, lantaran wilayahnya terendam banjir setinggi 2 meter akibat pembangunan ruas jalan tol bitung.

Kordinator unjuk rasa warga Desa Kadu, Kecamatan Curug, Mujan Arifin mengatakan sebanyak 200 rumah warga terdampak banjir dari luapan air hujan, akibat pembangunan tol Bitung yang dinilai tidak memperhatikan sistem saluran drainase, sehingga air tidak dapat langsung dialirkan ke sungai terdekat.

“Padahal pihak Jasa Marga pada tahun 2020 lalu, pernah berjanji akan membuat gorong – gorong baru, sehingga ketika hujan turun tidak akan ada banjir lagi,” kata Mujan kepada wartawan, Rabu, (16/11/2022).

Dikatakan Mujan, dengan adanya banjir tersebut, 500 KK di Desa Kadu, Kecamatan Curug terendam banjir, dan barang-barang elektronik serta kendaraan bermotor milik warga mengalami kerusakan. Maka itu, lanjutnya, warga menuntut ganti rugi kepada pihak Jasamarga.

“Jasa Marga dan Astra Tol harus memikirkan kondisi warga. Jangan hanya memberikan makanan matang saja, ini banjir karena tol, dan banyak barang yang rusak akibat banjir,” ucapnya.

“Masyarakat itu membutuhkan kesehatan, anak-anak butuh popok. Selama ini yang turun dari Pemerintah Daerah saja, sementara Jasa Marga dan Astra Tol diam saja,” sambungnya.

Mujan menegaskan, apabila tuntutan warga tidak dipenuhi, maka masyarakat Desa Kadu, Kecamatan Curug akan kembali melakukan aksi unjuk rasa dengan jumlah yang lebih besar. Dan, dipastikan akan memblokir jalan tol bitung untuk selamanya.

“Saat ini kita blokir sementara, sebagai bentuk protes. Namun, apabila nanti tuntutan warga tidak dipenuhi, akan kami blokir dan kita aksi kembali dengan jumlah warga yang lebih banyak,” tegasnya.

Kemudian dilokasi, salah satu warga Desa Kadu, Ramlah, justru mempertanyakan peran serta Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Tangerang, Khususnya untum dapil Curug.

Menurutnya, sebagai wakil rakyat seharsunya melihat keadaan warganya, jangan hanya tampil ketika membutuhkan suara rakyat saja, tetapi ketika masyarakat membutuhkan, tidak pernah ada.

“Untuk para wakil rakyat, jangan hanya tampil ketika pemilu saja. Lihatlah keadaan kami saat ini, tengok lah kami. Ketika kami membutuhkan kalian, justru kalian tidak ada,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kadu, Kecamatan Cikupa, Asdiansyah mengungkap, awalnya sebelum ada pembangunan gerbang tol baru, saluran air atau drainase cukup besar, namun setelah dibangun akses gerbang tol yang baru, saluran drainase menyusut, dengan lebar 1 meter saja.

Ia menyatakan, tidak hanya rumah-rumah warga yang terendam banjir, tetapi akses jalan utama juga ikut terendam banjir, sehingga masyarakat kesulitan untuk melintas.

“Sebelum ada gerbang tol baru, drainasenya besar, sekarang setelah dibangun akses tol baru, jadi kecil. Itulah salah satu penyebab banjir,” terangnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Departemen Layanan Pemeliharaan pada Jasamarga, Danang Eko Saputra menuturkan bahwa banjir yang melanda Desa Kadu, Kecamatan Curug bukan sepenuhnya kesalahan pihak Jasa Marga. Ia menuding, Pemerintah Daerah yang tidak berperan aktif dalam merawat saluran air.

“Jadi kita perlu ada diskusi dengan Pemda setempat ya, karena banjir yang terjadi di bitung ini, bukan kesalahan Jasa Marga secara utuh,” ucapnya.

Danang mengaku pihak Jasa Marga merasa kesulitan untuk membuang air ke sungai atau area yang merupakan hilir terdekat. Sejauh ini, katanya, pihak Jasa Marga sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi banjir, dengan cara memompa air yang berada di tandon air, agar mengalir ke saluran pembuangan.

“Masyarakat juga harus mempertanyakan Pemda setempat, apakah Pemda itu telah menyiapkan air itu dikemanakan, sebesar apa salurannya,” tegasnya.

Namun, saat disinggung terkait tuntutan warga yang meminta dibuatkan gorong – gorong baru yang lebih besar. Ia menjelaskan, bahwa pihak Jasa Marga membutuhkan waktu untuk memenuhi tuntutan tersebut.

Sebab, kata Danang, proses pembuatannya terbilang cukup rumit. Seperti tahap proses penggalian jalan untuk memasang pipa baru dan sebagainya.

“Kalau tuntutan jangka panjang, seperti pembuatan gorong-gorong itu membutuhkan waktu. Tetapi tuntutan jangka pendek, seperti bantuan logistik dan sejenisnya, telah kita siapkan,” tandasnya.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *