Example floating
Example floating
Kabupaten Tangerang

Miris, Warkop Dugem di Tangerang Beroperasi di Dekat Masjid

176
×

Miris, Warkop Dugem di Tangerang Beroperasi di Dekat Masjid

Sebarkan artikel ini
Warung kopi (Warkop) beralih fungsi menjadi tempat Dugem makin menjamur di dekat Pusat Pemerintah (Puspem) Kabupaten Tangerang, Banten. Mirisnya, warkop dugem satu ini berlokasi tidak begitu jauh dari Masjid Agung Al Amjad Tigaraksa.
Warkop-Dugem-dekat-Masjid-di-Tangerang

Sibertangerang.id, Kabupaten Tangerang – Warung kopi (Warkop) beralih fungsi menjadi tempat Dugem makin menjamur di dekat Pusat Pemerintah (Puspem) Kabupaten Tangerang, Banten. Mirisnya, warkop dugem satu ini berlokasi tidak begitu jauh dari Masjid Agung Al Amjad Tigaraksa.

Berdasarkan pantauan wartawan ke lokasi, Rabu, (8/2/2023) malam. Didepan warkop telah berjejer wanita yang sedang duduk menunggu tamu dan ketika memasuki area ruang dalam, tamu yang datang disuguhkan hinga bingar musik dengan lampu gemerlap diskotik.

Salah satu pengunjung YN mengatakan, selain menjual minuman keras dan didesain bagai diskotik, didalam warung juga terdapat kamar-kamar yang diduga diperuntukkan sebagai tempat memuaskan nafsu.

“Di dalam juga disediakan kamar-kamar, kurang lebih ada dua,” katanya.

Sementara itu, pemilik warkop yang enggan disebutkan namanya mengaku bahwa dirinya membuka usaha warkopnya, semenjak dirinya mendapat pemutusan hubungan kerja (PHK). Saat itu, Ia menyatakan miras yang dijual oleh warungnya didapat dari depo jamu di lokasi sekitar.

“Saya buka pas semenjak di PHK aja, kalau soal minuman keras, saya beli lagi dari warung jamu sekitar, paling ngambil untung Rp. 10 Ribu,” terangnya.

Kemudian saat disinggung kamar-kamar di dalam warung, ia malah mengungkap baru saja beberapa orang yang mengaku sebagai anggota organisasi masyarakat (ormas) mendatangi dirinya dan mengancam akan melaporkan tempat usahanya.

Saat itu kata dia, beberapa anggota ormas itu meminta dirinya memberikan sejumlah uang tiap bulannya sebagai bentuk koordinasi sebesar Rp. 1 Juta lebih. Namun, dirinya menolak, sebab nominal itu menurutnya terlalu besar.

“Iya tadi juga ada ormas yang datang, mereka minta uang koordinasi tiap bulan Rp. 1 Juta lebih, saya gak sanggupin,” jelasnya.

Sedangkan, saat ditanya terkait penindakan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ia menyatakan bahwa, para petugas yang patroli kerap mendatangi tempatnya, Tetapi bukan untuk melakukan penertiban.

“Kalau lagi patroli aja Pol PP datang ke warung,” pungkasnya.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *